hidup ini juga perihal pengkhianatan ternyata,
tapi sebenernya, siapa yang akan bertanggungjawab atas rasa sakit yang kita rasakan?
orang yang menyakiti kita atau ekspetasi kita?
atau dunia yang dengan sengaja (atau tidak) menyakiti kita?
bagaimana membedakan ekspetasi dan harapan?
bedanya seperti benang yang sangat tipis,
padahal manusia bisa punya kekuatan besar untuk melakukan keduanya.
bedanya ekspetasi akan menyakiti, harapan akan memberi energi baik
tapi, karena benang tipis itu, rasanya ada takut untuk berharap,
padahal harapan itu baik, harapan membuat masa depan jadi satu hal yang tidak menyakiti.
oh ya, siapa yang akan minta maaf?
lagi, jangan berekspetasi.
jangan berekspetasi kalau dunia, orang yang menyakiti, akan minta maaf.
di ujung hari gua sadar,
hanya kita yang akan bertanggungjawab akan diri sendiri,
akan rasa sakit yang kita rasakan,
dan minta maaf akan apa yang terjadi pada hidup kita,
karena mungkin kita yang membiarkannya terjadi,
atau karena kita terlalu marah dengan takdir hidup,
sehingga kita lebih tersakiti olehnya.
padahal satu-satunya menghadapi sebuah pengkhianatan adalah menerimanya.
Komentar
Posting Komentar