di suatu ruang yang lapang
mudah untuk bernafas disana
walau mepet-mepetan
pasti bunga matahari saling peduli
mau berbagi udara satu sama lain
mereka banyak banget di sana
tanpa atap karena sama-sama berusaha
untuk berteman dengan cahaya matahari
tapi hari itu, mereka dilanda ketakutan
mereka dibawahi kegelapan
suhu yang sangat dingin
membuat semua makin mencekam
ah, bentar lagi badai datang
kemana bunga matahari bisa lari,
mereka harus tetap terikat dengan tanah
terus di tempat yang sama, mereka harus tangguh
mungkin diam-diam di bawah sana
akar mereka bertemu, bergenggaman
"kamu harus kuat, jangan loyo", kata satu akar
"iya ih kamu rewel", balas akar lainnya
percaya atau tidak, sebetulnya mah
mereka sering bertemu dengan badai
konsekuensi hidup tanpa atap
demi mencintai secercah matahari tanpa bosan,
ya itu deh, kapan saja badai bisa datang.
lalu badai datang, mengguyur dengan keras
aduh, sakit, kata bunga matahari
sakit banget karena badai bukan hujan biasa
kekuatannya lebih kuat, bikin semua makin perih
akar gak mau kalah lah, mereka juga mau kuat
akhirnya genggamannya lebih kuat
yang udah mau tergeletak menyerah
diberi ekstra sihir kekuatan dari yang lain
"ayo bisa, udah sering kita begini"
"sekali lagi yah, kamu bisa, sekali lagi"
akar yang lagi disuntik kekuatan nyinyir sedikit,
"ih kamu bilang kemarin juga sekali lagi,
kapan itu sekali lagi benerannya?"
akar lain yang terkekeh mendengarnya, rewel banget.
walau gemes dengan manjanya akar yang sebenarnya,
gak manja juga sih, wajar juga dia udah lelah
diterpa berkali-kali oleh badai,
mereka tetap percaya mereka bisa melewatinya
sekali lagi, satu kali lagi, terakhir, harap mereka.
beberapa detik, menit, jam, entah berapa waktu itu
tidak terasa badai selesai,
benar, akhirnya semuanya membaik.
mereka tepar--butuh tidur siang katanya.
akhirnya mereka menatap matahari, kesayangan mereka.
tersenyum, si rewel yang tadi mulai ceria menyapa
akhirnya mereka tertawa,
menertawai badai yang gagal menyabotase kekuatan mereka
si rewel tadi paling berisik sekali sekarang
menceritakan semuanya sama matahari,
betapa tangguhnya dia barusan bersama yang lain
dengan gaya ceritanya yang tidak pernah membosankan
semua bunga matahari tertawa sekarang,
senyumnya semakin cerah hari itu,
mereka bersyukur, badai telah terlewati.
Komentar
Posting Komentar