Untuk bapak penjual roti,
Malam minggu yang lalu, aku punya misi penting, pak. Menginjak rem, gas, dan kopling selama tiga jam mengitari Jakarta, membeli es krim di salah satu persimpangannya. Tujuannya adalah buat mama senyum setelah jam tujuh malam saat di meja makan keliatan ngambek karena "Tadi udah dijanjiin jalan-jalan! Emangnya kita jalan kaki gitu makanya kalau hujan gak jadi jalan?", udah itu skak mat, gak mau jadi alasan mama cemberut malam ini, buru-buru aku membalas "OKE abis isya kita jalan ya ma!", abis itu mama gak bisa nahan senyumnya, nyengir lebar, ah selamat, semestaku bahagia malam ini. Aku jalan-jalan di Jakarta malam itu pak, membagi juga cerita-cerita jenaka dengan orang tua dan abangku. Aku mau nanya, di saat aku melakukan itu semua, bapak sedang apa?
Bukan bermaksud untuk kepo, tapi iya sih kepo. Sepulangnya aku dari Jakarta, tepat di depan komplek rumah, aku lihat bapak masih semangat menggowes sepeda yang isinya ada box (gak tahu ini nyebutnya apa) tapi box panjang yang isinya roti-roti. Itu udah jam 10 malam, bapak mau kemana? Bukankah orang membeli roti di pagi hari? Kalau pagi hari dan malam hari jualan, siang sore jualan gak pak?
Pak, terima kasih karena malam itu, di saat aku mulai kekelahan dan ingin tertidur terlihat bapak masih semangat menggowes sepeda bapak. Oh, aku tahu bapak akan berakhir di belokan dekat tugu besar komplek rumah, ngetem disitu bersama penjual roti lainnya. Aku ingat waktu itu pernah beli roti jam tiga pagi. Rasanya ingin beli semuanya karena sudah malam dan terlihat bapak masih cekikan dengan teman-teman bapak, semangat jual bapak membuat aku ingin beli semuanya, tapi kalau besok ada headline news seorang mahasiswa mabok roti kan agak gak lucu ya pak.
Pak, mau tanya, bapak tidur kapan? Bapak tidur, kan? Sering aku lihat penjual roti ngetem di tempat yang sama. Oh ngomong-ngomong pak, ngetem itu kayak angkot gitu pak diem di satu tempat untuk nungguin penumpang, maaf bahasa anak ini agak perlu remedial, cuma gak tahu bahasa yang lebih tepat selain ngetem. Kenapa di saat aku mau tidur bapak masih bekerja, rotinya belum habis ya pak? Pak, roti itu kan cepet basi, apa itu alasannya bapak giat menjualnya bahkan sampai malam hari? Bapak, kalau iya memang begitu aku akan segera berdoa perusahaan roti punya teknologi biar roti tidak cepat basi, sehingga bapak bisa tidur malam. Pak, malam itu bapak capek, kah? Kapan bapak main dengan keluarga bapak?
Pak, jangan sebel karena aku banyak tanya. Hari ini aku menulis ini tepat setelah azan subuh. Habis solat, aku langsung nulis ini. Keadaaannya setengah sadar, pak. Untungnya kalau menulis blog tidak kelihatan kalau matanya udah sayup-sayup panda. Aku semalem tidur jam 12 setelah kemarin-kemarin hanya tidur 4 jam karena harus menyetir di hari libur ke Bogor dan harus ada yang dilakukan hari keesokannya, huh, tidur aku tidak nyenyak. Baru malam ini aku tidur nyenyak, cuma emang masih kurang lama aja pak. Tapi, sekarang aku ngantuk. Bapak juga ngantuk kah malam itu? Berat pak ngantuk tuh, biar Dilan aja. ((Maaf Dilan, aku gak bermaksud buat kamu jadi tumbal tapi kata Milea kamu kuat)
Pak, aku gak tau kapan bapak tidur. Tapi semoga bapak punya jam tidur yang bagus, mungkin di sela-sela menunggu pembeli roti tiap malam, bapak bisa mencari tempat untuk tidur, selamat ya pak karena langit malam indah, tidak banyak pencahayaan, jangan lupa bawa jaket biar tidak kedinginan, sehingga bisa tertidur. Aku doakan tidak ada yang nakal mengambil roti saat bapak tertidur. Tidur ya pak, penting. Sedih kadang aku mikirin, ketika aku tidur, meski tidur aku hanya lima jam di malam hari tapi aku tahu bapak tidak tidur malam itu dan harus menunggu pembeli datang. Aku gak apa pak kalau besok siangnya bapak tidur pas aku kuliah, asal bapak tidur, ok? Gak papa, mungkin memang porsi dan jam tidur orang beda-beda ya pak. Terima kasih sudah berjuang pak, terima kasih sudah memperlihatkan aku cara berjuang keras di malam hari hanya dengan gowesan bapak yang terlihat masih fit jam sepuluh malam. Pak, semoga rotinya banyak yang membeli. Semoga lekas bisa pulang ke rumah dan istirahat. Semoga punya jam tidur yang cukup dan sehat selalu.
cerita awalnya, ikut seneng pas mama seneng
BalasHapus